Sholat merupakan salah
satu bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang wajib dilakukan,
sebagaimana ayat berikut ini :
Maka apabila kamu
telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk
dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. ( An Nisaa’ 103
)
Katakanlah:
"Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan." Dan (katakanlah):
"Luruskanlah muka (diri)mu[533] di setiap
sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu
akan kembali kepadaNya)." ( Al A’raaf 29 )
Setiap
perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga dengan perintah
sholat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu tujuan dan manfaat
bagi manusia. Untuk dapat memahaminya, maka harus dipahami secara utuh perintah
tersebut, mulai arti sholat, latar belakang, tujuan sholat, unsur – unsur dalam
sholat. Ketika manusia memahami perintah sholat secara utuh, maka manusia akan
memahami sebuah manfaat atau hikmah dari perintah sholat tersebut. Hal ini
sangat penting, karena dengan memahami hikmah atau manfaat sholat akan
meningkatkan motivasi untuk melaksanakan perintah sholat dan beribadah dengan
sepenuh hati kepada Allah SWT. Karena itu, disini akan dibahas mengenai hikmah
dari sholat itu sendiri.
1. Pengertian sholat
sebagai ibadah kepada Allah SWT
a. Pengertian sholat
Sholat merupakan suatu
bentuk ibadah ritual yang diwajibkan oleh Allah kepada umat manusia di waktu – waktu
yang telah ditetapkan, agar selalu mengingat Allah. Sebagaimana firman Allah,“ Dan
dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. “( QS : Huud
114 ). Dimana dengan gerakan – gerakan yang menunjukkan ketertundukkan,
penghambaan kita kepada Allah, dengan mengangkat kedua tangan, ruku’, I’ tidal,
sujud, duduk diantara dua sujud.
b. Pengertian ibadah
'Ibadat berasal dari
kata 'abd, artinya adalah "pelayan" dan “budak". Jadi 'ibadat
berarti "penghambaah" dan "perbudakan". Bila seseorang yang
menjadi budak dari orang lain, melayani tuannya sebagaimana halnya seorang
budak, dan bersikap terhadap orang itu sebagaimana terhadap seorang tuan atau
majikan, maka perbuatan seperti itu disebut penghambaan dan 'ibadat. Sehingga
ibadah adalah menjadikan Allah sebagai tuhan dan manusia sebagai hamba, yang kapanpun,
dimanapun selalu mengabdi kepada Allah sampai ajal menjemput, bukan kepada yang
selainnya. Mengisi kehidupan ini dengan melaksanakan hukum dan aturan-aturan
Allah dan menjalankan hidup yang sesuai dengan perintah-perintahNya. Ibadat
juga tidak terbatas pada satu bentuk yang khas, dalam setiap perbuatan dan
setiap bentuk pekerjaan di kehidupan kita ketika ditujukan untuk penghambaan
diri kepada Allah, disebut ibadah. Baik dari sisi ritual maupun social
kemasyarakatan kita.
c. Kesimpulan
Dari pengartian di
atas, dapat disimpulkan bahwasannya sholat merupakan salah satu dari bentuk
pengabdian kita kepada Allah, salah satu dari system peribadatan manusia kepada
Allah. Shalat mempersiapkan manusia
untuk melaksanakan 'ibadat kepada Allah, yakni penghambaan dan kepatuhan kepada
Nya. Sehingga dalam kehidupannya dapat termotivasi untuk selalu melaksanakan
hukum dan aturan – aturan Allah, dimanapun, kapanpun, dan dimanapun sampai ajal
menjemput.
2. Latar belakang
diturunkannya perintah sholat
Ketika Nabi Muhammad
SAW dan pengikut-pengikutnya berdakwah menyampaikan wahyu Allah kepada
masyarakat jahiliyah, banyak mendapatkan tantangan dari mereka, diantaranya
ialah penyerangan konsep, pemberian kedudukan atau materi, penyiksaan fisik,
serta pengkondisian budaya, sistem ekonomi, dan norma kebebasan. Akibat dari
tantangan tersebut banyak umat Islam yang ragu-ragu kembali terhadap kebenaran
ajaran Islam, jiwanya resah, fisiknya menderita kesakitan bahkan kematian, yang
tidak tahan terpaksa memilih kekafiran, inilah yang dinamakan masalah sosial
bagi umat Islam di masa Rasul, apabila tidak ditangani secara profesional,
niscaya umat Islam akan menemui kehancuran. Ditambah lagi meninggalnya paman
Nabi, Ali bin Abu Tholib, sebagai pelindung nabi dari orang – orang kafir, dan
tidak lama kemudian istrinya Khadijah sebagai tempat curhat dan pemberi
motivasi nabi juga meninggal. Sehingga hal ini membuat
nabi semakin sedih dan terpukul, jiwanya mengalami goncangan dahsyat.
Dalam situasi seperti
ini Allah memerintahkan kepada umat Islam menegakkan sholat, menyeru kepada
Allah, dengan seruan teratur, sebagaimana terdapat pada pelaksanaan sholat,
Insya Allah dengan sholat masalah umat Islam akan terpecahkan, mereka akan
tetap memiliki kepercayaan terhadap konsep Islam, jiwanya akan tabah menghadapi
berbagai tantangan dan kemenangan.
3. Tujuan perintah sholat
Sholat
diperintahkan dengan tujuan agar manusia selalu ingat kepada Allah, mengingat
akan Dzat Nya, sifat – sifat Nya, kenikmatan dan kebesaran Nya, ancaman dan
siksa Nya, serta ingat akan hokum – hokum dan aturan yang telah ditetapkan
Allah melalui sunnatullah – sunnatullah Nya. Sebagaimana firman Allah,“
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku “ ( QS. At
Thahaa 14 ). Dengan mengingat Allah, manusia akan selalu ingat akan
kedudukannya sebagai hamba, budak Allah, yang harus selalu melaksanakan
perintah dan hokum – hokum Nya, bagaimana kebesaran Allah dan pengasih dan
pemurahnya Dia kepada manusia. Sehingga mereka akan selalu termotivasi untuk
beribadah kepada Allah. Ketika menghadapi persoalan, manusia akan terbantu
untuk menyelesikannya, sebagaimana firmanNya, “ Hai orang-orang yang
beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar “ ( QS. Al Baqarah 153 ). Bahkan agar
manusia semakin ingat, khusyuk dan menghayati kehambaannya kepada Allah, Allah
menganjurkan sholat pada malam hari, “ Dan pada sebahagian malam hari
bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji “ (
QS.Al Israa’ 79 ).
Sholat juga
diperintahkan agar manusia dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, “ Bacalah apa yang telah
diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan “ ( QS.Al
Ankabut 45 ). Tujuan ini sangat berhubungan dengan
tujuan mengingat tadi, karena ketika manusia selalu ingat kepada Allah, maka ia
akan takut, malu untuk melakukan perbuatan keji dan munkar, suatu perbuatan
yang tidak mencerminkan kehambaan diri kepada Allah.
4. Unsur – unsur sholat
dan potensinya
Secara umum unsur – unsur sholat terdiri dari
: Pra sholat, meliputi : Dilakukan pada waktu subuh, siang, sore,
akhir sore tepatnya waktu matahari terbenam dan isya; menghadap kiblat; lebih
dulu membersihkan sebagian badan (wudhu); dilakukan dengan penuh kekhusukan;
diawali dengan panggilan sholat (azan). Saat sholat, meliputi :
Melakukan gerakan mengangkat tangan, ruku’, sujud, i'tidal, dll ; melakukan
seruan diantaranya ialah memuji Allah, berikrar, berdo’a dan membaca ayat
al-Qur’an.Bentuknya, meliputi : Sholat sendiri dan sholat
berjamaah. Jenisnya, meliputi : Sholat harian, sholat di hari
Jum’at, sholat setelah puasa Ramadhan, sholat di waktu gerhana bulan, dll.
Dari semua unsur
diatas, akan dibahas beberapa unsur saja yang dirasa bisa mewakili semua, dalam
membedah potensinya.
a. Unsur Bacaan
Bacaan sholat yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, kalau ditinjau maknaya terdiri
dari ikrar pemujaan, pengabdian, permohonan. Agar dapat menghayati dan khusyuk
dalam sholat, maka harus memahami dan menghayati tiap-tiap bacaan
yang terdapat pada sholat, karena bacaan pada sholat sebenarnya merupakan
pembicaraan hamba kepada Tuhan, berisi konsekuensi-konsekuensi yang harus
dilakukan dalam kehidupan. Tanpa mengetahui makna bacaan sholat,
dan usaha untuk mengamaliahkan, selamanya orang tersebut tidak akan khusuk
sholatnya, dan jauh dari rahmatnya sholat.
Surat
Al Fatihah merupakan bacaan wajib, terdiri dari pernyataan tentang kebesaran
dan kemurahan Allah, pernyataan pengabdian hanya kepada Allah saja dan
permohonan agar diberikan jalan lurus, seperti jalan orang-orang yang telah
diberikan minat, yaitu para nabi atau siddiqin, bukan jalan orang yang dimurkai
dan sesat jalan. Oleh karena itu setelah membaca surat Al Fatihah,
diperintahkan membaca al-Qur’an sesuai dengan masalah yang dibutuhkan, apabila
kita mendapatkan tekanan fisik, hendaknya membaca ayat-ayat al-Qur’an tentang
kisah-kisah ketabahan para rasul, para nabi ketika mereka menerima siksaan,
mereka demikian tabah dan sabar, atau membaca siksaan Allah yang diberikan di
akherat, bila kita menghadapi pengkondisian materi atau wanita. Sebenarnya
sholat merupakan sistem terapi dengan cara menyentuh kesadaran ucapan orang
beriman, agar mereka melaksanakan di luar sholat.
b. Unsur Waktu
Waktu sholat wajib
ditetapkan lima kali dalam sehari yaitu subuh sampai dengan isya’. Shalat dilakukan
diwaktu fajar di saat kita bangun dari tidur sebelum kita memulai pekerjaan
sehari-hari. Kemudian setelah sibuk selama heberapa jam dalam sesuatu
pekerjaan, kembali kita datang ke hadapan Allah pada tengah hari untuk
melakukan shalat lagi. Kira-kira tiga jam kemudian, kembali kita shalat lagi di
sore hari. Setelah beristirahat dan atau bekerja lagi sampai matahari terbenam,
sekali lagi kita shalat kembali. Dan akhirnya, setelah bcbas dari kesibukan
dunia, maka sebelum tidur, Kita menghadap ke hadirat Allah kembali untuk yang
terakhir kalinya. Bila masih merasa kuat, kita mungkin menambah shalat yang
terakhir ini dengan shalat Witr atau Tahajud.
c. Unsur Menghadap Kiblat
Dalam sholat, semua
umat muslim menghadap kiblat, hal ini merupakan sistem pengajaran atau sarana
menciptakan kesamaan dan kesatuan umat Islam di seluruh dunia. Kesamaan dan
kesatuan gerak umat Islam yang bersifat internasional, merupakan kekuatan baik
ditinjau secara kuantitas dan kualitas. Kekuatan tersebut akan memberikan
pemecahan sosial baik internal yang berhubungan dengan bantuan tenaga,
keuangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, secara eksternal dapat membendung
kediktatoran orang-orang kafir.
d. Unsur Berjamaah
Dengan panggilan
tersebut, umat Islam akan datang berbondong-bondong sholat berjama’ah. Sebelum
umat Islam menjalankan sholat berjama’ah, terlebih dahulu diawali dengan
panggilan sholat (adzan). Dari panggilan isinya, kita sudah dapat membaca
sasaran yang sebenarnya ditegakkannya sholat, yakni mencapai kemenangan, dengan
kerja kerasnya umat Islam.
Dengan panggilan
tersebut, umat Islam bersama – sama menuju ke masjid untuk sholat, dengan
dipimpin oleh seorang pemimpin, imam sholat. Kebersamaan dan cepatnya berkumpul
dalam satu tempat, kepatuhan umat terhadap pimpinan atau imam, sesungguhnya
menunjukkan betapa kuat kekuatan Islam. Kuatnya persatuan yang dimiliki oleh
umat Islam, menghilangkan ikatan suku, ras, dalam satu ikatan
keTuhanan.
5. Hikmah sholat bagi
kehidupan manusia
Sehingga dari
keterangan diatas, mulai arti sholat dan hubungannya dengan ibadah lainnya,
latar belakang dan tujuan adanya sholat, sampai unsure – unsure sholat, dapat
kita ambil hikmahnya, antara lain :
a. Mendekatkan diri
dengan Allah SWT
Sholat sebagai ibadah
ritual umat Islam, merupakan sarana kita mendekatkan diri kepada Allah. Karena
dengan sholat, kita ingat akan dekatnya Allah kepada kita, sehingga membuat
umat muslim semakin mendekatkan diri kepada Allah. “Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran “ (
QS. Al Baqarah 186 ).
b. Menjaga kesadaran dan
pengendalian diri
Dengan sholat manusia
akan selalu ingat kepada Allah, ingat akan dirinya sebagai hamba yang harus
selalu mengabdi kepada Allah. Sehingga mereka akan sadar akan dirinya dan
selalu menjaga dirinya dari hawa nafsu. “
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. “ ( At Thoha 14 )
c. Motivasi dan terapi
psikologis
Dari latar belakang
turunnya perintah sholat dan unsur bacaan sholat dari takbir sampai salam maknaya terdiri dari
ikrar pemujaan, pengabdian, permohonan. Ayat yang dibaca setelah Al fatihah,
disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga membuat kita termotivasi. Ketika kita
down, dengan sholat membuat kita ingat akan tujuan kita akan beribadah kepada
Allah, hal ini membuat kita akan bangkit lagi dari keterpurukan.
d. Memupuk rasa
persamaan, persatuan dan persaudaraan
Adanya sholat
berjamaah, menunjukkan kesamaan gerak dan koordinasi umat muslim dalam
menjalankan aturan dan perintah Allah SWT. Hal ini membuat meningkatnya
persaudaraan, persatuan dan kebersamaan umat. “ Dan apabila
kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan
shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat)
besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat
besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat)[344], maka
hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah
datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah
mereka denganmu[345]], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan
menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap
senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan
tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu
kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang
kafir itu. “ ( An Nisaa 102 )
e. Mencegah perbuatan
keji dan munkar
Dengan kesadaran akan
Allah sebagai Tuhan dan manusia sebagai hamba, membuat kita selalu menjaga dan
mengendalikan diri, sehingga dapat terhindar dari perbuatan keji dan munkar.
Sebagaimana firman Allah, “ Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar... “ ( QS.Al Ankabut
45 ).
f. Menanamkan disiplin
diri terhadap waktu
Allah memerintahkan
sholat di waktu – waktu yang telah ditetapkan seperti yang sekarang dikerjakan.
Hal ini membuat umat muslim terlatih akan disiplin waktu dalam menjalankan
perintah, sehingga mereka terbiasa disiplin dalam kehidupan. “ Dan
dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat. “ ( Huud 114 )
g. Menolong memecahkan
masalah
Dari latar belakang
dan unsur-unsur sholat mengandung terapi atau pemecahan masalah sosial bagi
umat Islam, pada masing-masing unsur memiliki pemecahan yang berbeda. Sholat
merupakan energi yang mampu memberikan kekuatan bagi umat Islam dari kelayuan
akibat hambatan orang-orang kafir. Sehingga dengan kebersamaan dan bengkitnya
motivasi, membuat umat muslim dapat dorongan dalam memecahkan masalahnya.
VIII. Referensi
1. Abu A’la Maududi. Dasar – dasar Islam. Islamic Publication
Limited: Pakistan, 1975.
2. Al-Dihlawi, Syah
Waliyullah, artikel dalam Ensyclopedia of Islam ( edisi baru ) oleh
A.S. Bazmee Anshari.
3. ‘Ali, A. Yusuf, The Holy Qur’an, 1934, 1959.
4. Fazlur Rahman. Prophecy in Islam. London, 1958 (
rujukan kepada Al-Ghazali, Ma’arij al-Quds )
5. Dja’far Ibnu Santa,
Karnady Bolong. Islam Multi Dimensional. Yogyakarta. 1986.
6. Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta. 1985.
7. Husain Bahrasy. Himpunan Hadist Bukhori
Muslim.
Surabaya. 1980.
8. Sulaiman Mara’i. Imam Muslim, Sholeh Muslim II. Singapura. 1979.
http://open-mi.blogspot.com/2012/12/hikmah-sholat-dalam-kehidupan-manusia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar